Kamis, 08 Maret 2018

MAKALAH TENTANG PROSTITUSI


MAKALAH SOSIOLOGI ANTROPOLOGI
MASALAH SOSIAL
“PROSTITUSI”









KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas  makalah ini sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “Masalah sosial tentang prostitusi”.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu kami dalam menyusun Karya ilmiah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil karya ilmiah ini. Karena itu kami berharap semoga karya ilmiah ini menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan.
           
                                                                                                                                                                                                                       
                                                                                   

                                                                                                                                 Penyusun





(ii)
DAFTAR ISI
    Hal.
Halaman Judul …………………………………………………………………………… ( i )
Kata Pengantar …………………………………………………………………………... ( ii )
Daftar Isi ………………………………………………………………………………… ( iii )
Pendahuluan
A.    Latar Belakang ……………………………………………………………………… 1
B.     Rumusan Masalah ………………………………………………………………....... 1
C.     Tujuan ………………………………………………………………………………. 2
Pembahasan
A.    Pengertian Prostitusi ……………………………………………………...................3
B.     Macam-macam Prostitusi ………………………………………………...................4
C.     Faktor Pendorong Terjadinya Prostitusi ………………………………………… …5
D.    Akibat dan Cara Penanggulangan Prostitusi………………………………………... 6
E.     Klasifikasi Prostitusi dalam Masalah Sosial ………………………………………...9
Penutup
A.    Kesimpulan ………………………………………………………………………...
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………
           

(iii)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelacuran atau prostitusi adalah salah satu patologi social yang merupakan keroyalan relasi seksual dalm bentuk penyerahan diri untuk pemuasan seksual dan dari perbuatan tersebut yang bersangkutan dengan imbalan. Disamping itu prostitusi dapat diartiakn dengan salah satu tingkah laku yang tidak susila atau gagal untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma susila.. oleh sebab itu pelacur yang melakukan royal dan tidak pantas, berhubungan seks dengan orang yang tidak terbatas, maka pada dirinya sering mendatangkan penyakit yang dapat berjangkit dalam dirinya maupun kepada orang lain.
Pelacuran merupakan tingkah laku lepas dan bebas tanpa kendali serta cabul,mengandung tindak pelampiasan nafsu tanpa mengenal batas kesopanan. Pelacuran selalu ada pada semua Negara yang berbudaya, sejak zaman purbakala sampai sekarang. Keberadaannya selalu menadi masalah dan patologi social, objek-objek hokum, dan tradisi.Dengan berkembangnya teknologi, industri dan kebudayaan manusia, pelacuran berkembang sejalan dengan proses tersebut dalam berbagai bentuk dan tingkatan.
Di beberapa Negara pelacuran dilarang dan diancam dengan hukuman, juga dipandang sebagai perbuatan hina oleh segenap anggota masyarakat. Namun demikian selama kegiatantersebut berupa nafsu seks yang sukar dikendalikan yang sekaligus dijadikan mata pencaharian, maka pelacuran sulit diberantas. Bahkan dengan timbulnya pelacuran, akan timbul masalah dimana pelacuran merupakan gejala patologi sejak diadakannya penataan hubungan seks dan diperlakunay norma-norma perkawinan.

B. Rumusan Masalah
  1. Apa yang dimaksud prostitusi?
  2. Apa saja macam-macam prostitusi?
  3. Apa faktor pendorong terjadinya prostitusi?
  1. Apa akibat dan cara penanggulangan prostitusi?
  2. Apa klasifikasi prostitusi dalam masalah sosial?
C. Tujuan
  1. Untuk mengetahui maksud dari pengertian prostitusi.
  2. Untuk mengetahui macam-macam prostitusi.
  3. Untuk mengetahui faktor pendorong terjadinya prostitusi.
  4. Untuk mengetahui akibat dan cara penanggulangan prostitusi.
  5. Untuk mengetahui klasifikasi prostitusi dalam masalah sosioal.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Prostitusi
Pelacuran berasal dari bahasa latin pro-stituere,yang berarti membiaran diri berbuat zina. Sedangkan prostitute adalah pelacur dikenal pula istilah WTS atau wanita tunasusila. Maka pelacur itu adalah wanita yang tidak pantas kelakuannya dan bisa mendatangkan penyakit baik kepada orang lain yang bergaul dengan dirinya, maupun kepada diri sendiri.
Pelacuran atau prostitusi adalah penjualan jasa seksual, seperti seks oral atau hubungan seks, untuk uang. Seseorang yang menjual jasa seksual disebut pelacur, yang kini sering disebut dengan istilah seks komersial (PSK).
Dalam pengertian yang luas, seseorang yang menjual jasanya untuk hal yang dianggap tak berharga juga disebut melacurkan dirinya sendiri, misalnya seorang musisi yang bertalenta tinggi namun lebih banyak memainkan lagu-lagu komersial.
Pengertian prostitusi menurut pendapat para sarjana lain:
1. Soedjono
Prostitusi yaitu sebagai prilaku yang terang-terangan menyerahkan diri pada perzinahan atau dengan kata lain pelacuran itu berarti penyerahan diri secara badaniah yang menginginkannya, dengan pembayaran.
2. Mr. W. A. Bonger
Prostitusi yaitu gejala sosial dimana wanita menyediakan dirinya untuk perbuatan seksual sebagai mata pencahariannya.
3. Paul medika Moelyono
Prostitusi yaitu penjualan badan wanita dengan menerima bayaran kepada orang banyak, guna pemeras nafsu seksual orang-orang itu.
Pelacur adalah profesi yang menjual jasa untuk memuaskan kebutuhan seksual pelanggan. Biasanya pelayanan ini dalam bentuk pelayanan seks. Istilah pelacur sering diperhalus dengan pekerjaan seks komersial, wanita tunasusila, istilah lain yang juga mengacu kepada layanan seks.

B. Macam-macam prostitusi
 Bentuk kegiatan atau tingkah laku manusia yang termasuk dalam kategori prostitusi adalah :
1.                  pergundikan, pemeliharaan istri tidak resmi, mereka hidup sebagai suami istri, namun tanpa ikatan perkawinan atau nikah.
2.                  Tante Girang. Wanita yang sudah kawin, tetapi sering melakukan perbuatan erotik dan seksual dengan pria lain secara iseng untuk pengisi waktu dengan bersenang-senang, untuk mendapatkan pengalaman seks, atau secara intersensional untuk mendapatkan penghasilan.
3.                  Gadis Panggilan. Gadis atau wanita yang menyediakan diri untuk dipanggil dan dipekerjakan sebagai pelacur, melalui saluran tertentu. Pada umumnya terdiri ibu-ibu, pelayan took, pegawai, buruh, siswi sekolah, dan mahasiswi.
4.                  Gadis bar. Gadis yang bekerja sebegai pelayan bar, yang sekaligus bersedia memberikan pelayanan seks kepada para pengunjug.
5.                  Gadis Juvenil Deliquent. Gadis muda jahat yang didorong oleh emosi yang tidak matang dan keterbelakangan intelek, serta pasif. Muah menjadi pecandu minuman keras atau narkoba, sehingga mudah tergiur untuk melakukan perbuatan immoral seksual dan pelacuran.
6.                    Gadis Binal (free girls). Gadis sekolah atau putus sekolah, akademi dan fakultas,yang berpendirian menyebarluaskan kebebasan seks secara ekstrim untuk mendapatkan kepuasan seksual.
7.                  Taxi Girls. Wanita atau gadis panggilan yang ditawarkan dan dibwa ketempat plesiran dengan taksi atau becak.
8.                  Penggali Emas (gold-digger). Gadis atau wanita cantik, ratu kecantikan, pramugari, penyanyi, aktris anak wayang dll. Pada umumnya mereka sulit untuk diajak bermain seks, yang diutamakan dengan kelihaiannya dapat menggali emas dan kekayaan dari kekasihnya.
9.                  Hostess (pramuria). Gadis atau wanita yang menyemarakkan kehidupan malam dan nightclub dan merupakan bentuk pelacuran halus. Hostess harus melayani makan, minum dan memuaskan naluri seks sehingga pelanggan dapat menikmati keriaan suasana tempat hiburan.
10.              Promikuitas. Hubungan seks secara bebas dan awut-awutan dengan sembarangan pria juga dilakukan dengan banyak lelaki.

C. Faktor pendorong terjadinya prostitusi
Adapun beberapa faktor pendorong timbulnya prostitusi antara lain:
  1. Tidak adanya Undang-Undang tegas yang melarang adanya pelacuran, dan juga larangan terhadap orang-orang yang melaksankanrelasi seks sebelum pernikahan.
  2. Tingginya biaya hidup sering tidak diimbangi dengan pemasukkan yang ada. Ketimpangan tersebut menuntut pemenuhan dan bukanlah suatu perkara mudah untuk mendapatkan pekerjaan guna pemenuhan kebutuhan tersebut. Akhirnya diambil jalan pendek yaitu dengan cara menjual diri.
  3. Adanya keinginan dan dorongan manusia untuk menyalurkan kebutuhan seks, khususnya di luar ikatan perkawinan
  4. Merosotnya norma-norma susila dan keagamaan pada saat orang-orang mengenyam kesejahteraan hidup da nada pemutarbalikan nilai-nilai pernikahan sejati.
  1. Kebudayaan ekspoitasi pada zaman modern khususnya mengekspoitasi kaum wanita untuk tujuan-tujuan komersial.
  2. Perkembangan kota-kota, daerah-daerah pelabuhan dan industri yang sangat cepat dan menyerap banyak pekerja pria. Juga peristiwa urbanisasi tanpa adanya jalan keluar untuk mendapatkan kesempatan kerja kecuali menjadi wanita penghibur bagi anak-anak gadis.
  3. Bertemunya bermacam-macam kebudayan asing dan lokal di daerah-daerah perkotaan mengakibatkan perubahan sosial yang sangat cepat dan radikal, sehingga masyarakatnya menjadi sangat stabil. Terjadinya banyak konflik dan kurang adanya consensus/persetujuan mengenai norma-norma kesusilaan para anggota masyarakat.
D. Akibat-akibat pelacuran

Praktek-praktek pelacuran biasanya ditolak oleh masyarakat dengan cara mengutuk keras, serta memberikan hukuman yang berat bagi pelakunya. Namun demikian ada anggota masyarakat yang bersifat netral dengan sikap acuh dan masa bodoh. Disamping itu ada juga yang menerima dengan baik. Sikap menolak diungkapkan dengan rasa benci, jijik, ngeri, takut dll. Perasaan tersebut timbul karena prostitusi dapat mengakibatkan sebagai berikut. :
1.                  Menimbulkan dan menyebarkan penyakit kelamin dan penyakit kulit. Penyakit kelamin tersebut adalah sipilis dan gonorrgoe. Keduanya dapat mengakibatkan penderitanya menjadi epilepsi, kelumpuhan, idiot psikotik yang berjangkit dalam diri pelakunya dan juga kepada keturunan.
2.                  Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga, sehingga keluarga menjadi berantakan.
3.                  Memberi pengaruh demoralisasi kepada lingkungan, khususnya remaja dan anak-anak yang menginjak masa puber.
4.                  Berkorelasi dengan kriminalitas dan kecanduan minuman keras dan obat terlarang (narkoba).
5.                  Merusak sendi-sendi moral, susila, hukum dan agama.
6.                  Terjadinya eksploitasi manusia oleh manusia lain yang dilakukan oleh germo, pemeras dan centeng kepada pelacur.
7.                  Menyebabkan terjadi disfungsi seksual antaralain : impotensi, anorgasme.

Penanggulangan prostitusi

Prostitusi merupakan masalah dan patologi sosial sejak sejarah kehidupan manusia sampai sekarang. Usaha penanggulangannya sangat sukar sebab harus melalui proses dan waktu yang panjang serta biaya yang besar. Usaha mengatasi tuna susila pada umumnya dilaukan secara preventif dan represif kuratif.
Usaha yang bersifat preventif diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan untuk mencegah terjadinya pelacuran. Kegiatan yang dimaksud berupa :
1.                  Penyempurnaan undang-undang tentang larangan atau pengaturan penyelenggaraan pelacuran.
2.                  Intensifikasi pendidikan keagamaan dan kerohanian, untuk menginsafkan kembali dan memperkuat iman terhadap nilai religius serta norma kesusilaan.
3.                  Bagi anak puber dan remaja ditingkatkan kegiatan seperti olahraga dan rekreasi, agar mendapatkan kesibukan, sehingga mereka dapat menyalurkan kelebihan energi.
4.                  Memperluas lapangan kerja bagi kaum wanita disesuaikan dengan kodratnya dan bakatnya, serta memberikan gaji yang memadahi dan dapat untuk membiayai kebutuhan hidup.
5.                  Diadakan pendidikan seks dan pemahaman nilai perkawinan dalam kehidupan keluarga.
6.                  Pembentukan team koordinasi yang terdiri dari beberapa instansi dan mengikutsertakan masyarakat lokal dalam rangka penanggulangan prostitusi.
7.                  Penyitaan, buku, majalah, film, dan gambar porno sarana lain yang merangsang nafsu seks.
8.                  Meningkatkan kesejahteraan seks.
Sedangkan usaha-usaha yang bersifat represif kuratif dengan tujuan untuk menekan, menghapus dan menindas, serta usaha penyembuhan para wanita tuna susila, untuk kemudian dibawa kejalan yang benar. Usaha tersebut antara lain sebagai berikut :
1.                  Melakukan kontrol yang ketat terhadap kesehatan dan keamanan para pelacur dilokalisasi.
2.                  Mengadakan rehabilitasi dan resosialisasi, agar mereka dapat dikembalikan sebagai anggota masyarakat yang susila. Rehabilitasi dan resosialisasi dilakukan melalui pendidikan moral dan agama, latihan kerja, pendidikan ketrampilan dengan tujuan agar mereka menjadi kreatif dan produktif.
3.                  Pembinaan kepada para WTS sesuai dengan bakat minat masing-masing.
4.                  Pemberian pengobatan (suntiakan) paa interval waktu yang tetap untuk menjamin kesehatan dan mencegah penularan penyakit.
5.                  Menyediakan lapangan kerja baru bagi mereka yangbersedia meninggalkan profesi pelacur, dan yang mau memulai hidup susila.
6.                  Mengadakan pendekatan kepada pihak keluarga dan masyarakat asal pelacur agar mereka mau menerima kembali mantan wanita tuna susila untuk mengawali hidup barunya.
7.                  Mencarikan pasangan hidup yang permanen (suami) bagi para wanita tuna susila untuk membawa mereka ke jalan yang benar.
8.                  Mengikut sertakan para wanita WTS untuk berpratisipasi dalam rangka pemerataan penduduk di tanah air dan perluasan esempatan bagi kaum wanita.


E. klasifikasi prostitusi dalam masalah sosial
Patologi sosial berasal dari kata pathos. Penderitaan, penyakit. Dan logos artinya ilmu, atau ilmu tentang penyakit. Patologi sosial adalah ilmu tentang  gejala sosial yang dianggap “sakit”, disebabkan oleh faktor-faktor sosial. Patologi sosial adalah ilmu tentang penyakit masyarakat yaitu tingkah laku umum dan adat istiadat, atau tidak terintegrasi dengan tingkat laku tidak biasa.
Kemajuan sains dan teknologi, mekanisme, industrialism dan urbanisasi telah memunculkan banyak maslah sosial pada masyarakat modern. Gejala-gejala seperti keseimbangan, kebingunan, kecemasan, dan konflik-konflik baik eksternal semakin Nampak menjadi pemandangan keseharian. Dampak dari kondisi tersebut memunculkan stimuli orang untuk melakukan tingkah laku menyimpang dari norma-norma umum.
Banyak pribadi yang mengalami gangguan jiwa, dan muncul konflik antar budaya yang ditandai dengan keresahan sosial, pertikain serta ketidakrukunan kelompok-kelompok sosial disertai prilaku melanggar norma-norma hukum formal. Situasi sosial sedemikian ini dapat menimbulkan prilaku patologi sosial atau sosiopatik yang menyimpang dari pola umum. Dalam keadaan seperti ini orang-orang hanya menaati norma dan peraturan sendiri. Mereka terbiasa dengan prilaku senang mengeksploitasi orang lain, merampas dan memeras hak-hak orang lain. Akibatnya banyak muncul masalah sosial seperti sosiopatik, deviasi sosial, disorganisasi sosial, disintegrasi sosial dan diferensi sosial apabila tingkah laku menyimpang (deviasi) seperti merajalela korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), maraknya kriminalitas (pencurian,penodongan dan pembunuhan,  serta prostitusi itu sendiri. Maka dapat disimpulkan bahwa prostitusi termasuk dalam masalah sosial patologi.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prostitusi disebabkan oleh beberapa faktor. Misalnya, faktor ekonomi, faktor sosiologis, dan faktor  psikologis. Akibat dari prostitusi yaitu menimbulkan dan menyebarkan penyakit kelamin dan penyakit kulit, Merusak sendi-sendi moral, susila, hukum dan agama, meresahkan dan lain sebagainya. Menurut klasifikasi sosial atas dasar dikatomi prostitusi termasuk salah satu contoh masalah sosial patologis.


DAFTAR PUSTAKA

dewieastutipls.blogspot.com/2011/06/faktor-faktor-yang-mendorong-wanita.html?m=1 diakses 13 Mei 2015
https:/bintangtidur.wordpress.com/2012/01/24/masalah-prostitusi-dan-penanggulangannya/ diakses 13 Mei 2015
suhendrasyahalfian.blogspot.com/2013/03/pengertian-prostitusi.html?m=1 diakses 13 Mei 2015













11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

CARA SCREENSHOTS MELALUI LAPTOP

CARA SCREENSHOTS LEWAT LAPTOP 1.        BUKA HALAMAN YANG INGIN ANDA SCREENSHOT DENGAN UKURAN ATAU POSISI GAMBAR YANG ANDA INGINKAN CO...